Nussa: Allah Maha Melihat

Bismiilahirrahmanirrahmin بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Setelah lama Cafeteria tidak mengulas serial pendek animasi Nussa di YouTube, kini Cafeteria mencoba kembali mengulasnya. Kali ini ingin mengulas tentang MV terbaru Nussa berjudul: "Nussa: Allah Maha Melihat".



Durasinya hanya sekitar 3 menit 14 detik, tapi pesan yang ingin disampaikannya memiliki nilai edukasi sepanjang hayat. Musiknya sederhana, sesederhana liriknya yang ingin mengajak pendengarnya untuk tetap mawas diri dengan menjaga niat, dan kesadaran hati, serta lisan karena Allah itu dekat dan Maha Melihat setiap amal perbuatan sekecil apapun, baik atau buruk. Tunjukkan pada Allah amal terbaik yang bisa kita tunjukkan pada-Nya, semampu kita, sebisa kita. Allah Maha Menilai setiap perbuatan kita maka berbuat baiklah kepada siapa pun, terutama kepada orang tua dan teman. Buatlah Allah ridha dengan kita melalui amal yang terbaik.



Berikut lirik "Nussa: Allah Maha Melihat"

Berbuat baik, tiap waktu
Niat dan lisan, dijaga
Dan sadar Allah di dekat kita
Bayangkan Allah, mengawasi kıta...

Allah Maha Melihat, perbuatan kıta
Baik juga buruknya
Allah menilai .. kita...

Berbuat baik, tiap waktu
Niat dan lisan, dijaga
Dan sadar Allah di dekat kita
Bayangkan Allah, mengawasi kıta...

Allah Maha Melihat, perbuatan kıta
Baik juga buruknya
Allah menilai ... 
Baiklah ...
Dengan orang tua dan teman

Allah Maha Melihat, perbuatan kıta
Baik juga buruknya
Allah menilai ... kita...

Allah itu memperhatikan
Allah itu dekat.
Maka tunjukkan amal terbaik
Supaya Allah ridha


Video disajikan dengan menampilkan setiap tokoh karakter secara bergantían di mana terdapat bayangan transparan yang menampilkan cuplikan-cuplikan bagai sebuah "keping memori" yang diputar. Jika kita menghayati video, lirik, dan musiknya seakan membawa kita untuk merenung. Flashback terhadap apa saja yang sudah dilalui dan perbuatan apa saja yang sudah dilakukan. Bayangkan, semua itu dilihat oleh Allah, bahkan saat ini pun, Allah sedang melihat ke arah kita, memperhatikan dengan seksama. Mendengarkan bunyi hati dan tahu apa yang sedang kita pikirkan. Apakah kita tidak merasa malu pada-Nya, seandainya saja kita sedang memikirkan kemaksiatan, atau di dalam hati kita sedang menyimpan bara? Bagaimana Allah tidak cemburu, seandai hati yang kita miliki itu kita pakai untuk mengingat yang lain, lebih banyak daripada mengingat nama-Nya. Seandai pikiran kita lebih sibuk memikirkan apa yang diciptakannya tanpa ditautkan pada-Nya. Bukankah Allah Maha Mengawasi? Yeah, Allah sedang mengawasi hati kita, mengawasi isi pikiran kita, mengawasi tingkah pola diri kita, saat ini, esok, lusa, seminggu, sebulan, bertahun-tahun, hingga sampai kita menutup mata.

Jika ada rasa malu pada manusia, lebih layak untuk malu pada-Nya. Jika ada rasa takut berbuat salah yang terlihat oleh manusia, lebih layaklah untuk merasa takut pada-Nya melebih rasa takut pada apapun jua. Jika ada rasa sungkan di hadapan manusia, lebih sungkanlah pada-Nya. Allah lebih layak untuk mendapatkan sesuatu yang kamu curahkan pada orang lain, lebih layak puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali lipat, apabila kamu mampu melakukannya. Termasuk cinta yang ada di hati kita. Tidakkah kita merasa? Allah lebih layak dirasa. Jika kita berorientasi pada orang lain, Allah lebih layak untuk mendapatkan orientasi kita. Bukan berarti kita tidak melakukan semua itu pada orang lain, tapi Allah menjadi prioritas yang pertama. Bila kita mampu menomorsatukan Allah dalam segala hal, Allah juga akan menempatkan kita dalam prioritas-Nya yang pertama. Namun, Allah itu baik. Allah letakkan ridha-Nya pada ridha orang tua kita. Allah letakkan pertolongan-Nya pada manusia yang kita tolong. Menjadi hamba Allah, berarti juga turut peduli pada makhluk-makhluk Allah lainnya, karena itulah yang Allah perintahkan pada hamba-hamba-Nya.

Wallahu A'lam

Semoga bermanfaat