Karakter-karakter Iblis


Hanya ilustrasi

Siapa di dunia ini yang tidak mengenal Iblis? Hampir di semua kepercayaan, tokoh yang bernama Iblis ini selalu muncul sebagai tokoh antagonis, jahat, dan merupakan tokoh paling bertanggung jawab dibalik serangkaian kejahatan di atas muka bumi yang dilakukan manusia, baik secara fisik maupun metafisik. Seandainya tokoh Iblis tidak pernah ada, maka mungkin kita tidak akan pernah menginjakkan kaki di bumi, hidup suka cita, abadi di dalam Surga bersama dengan ayahanda dan ibunda moyang kita: Adam dan Hawa. Iblis adalah alasan kekhalifahan manusia di atas muka bumi, yang membuat Allah menurunkan risalahnya agar menjadi petunjuk dan terang kita dalam menghadapi setiap godaan Iblis dan keturunannya, yaitu setan-setan dari bangsa jin, dan setan-setan dari bangsa manusia yang mengikuti Iblis karena terperdaya oleh iming-iming tahta, kuasa, harta, dan syahwat.

Seandainya manusia mengetahui hakikatnya bahwa Iblis hanya akan membawa mereka pada api neraka yang gelap membakar jiwa dan raga selamanya, tanpa makanan kecuali buah yang menyerupai kepala-kelapa setan yang menjijikan, tanpa minuman pelepas dahaga kecuali air panas mendidih yang mengurai buraikan isi perutnya, tanpa naungan kecuali kegelapan, niscaya mereka tidak akan mengikuti Iblis dan bersekutu dengan setan-setan. Pengikut Iblis akan sepi peminat, dan dendam kesumat Iblis tak akan tercapai. Bukan Iblis jika tidak dapat mengelabui manusia, bukan Iblis jika tidak dapat membodohi manusia, bahkan Adam dan Hawa pun sempat terperdaya dengan rayuan mautnya untuk makan buah Khuldi, apalagi manusia biasa sangat mudah sekali untuk membuat manusia terjungkal dengan sekali bisikan, menghadirkan semua kemanisan dunia yang diinginkan manusia seandainya manusia tersebut tidak membentengi dirinya dengan keimanan dan keilmuan, membasahi dirinya dengan Dzikrullah, dan senantiasa ikhlas tanpa tujuan atau motif apapun ketika menyembah kepada-Nya, karena dibalik setiap permintaan atau tujuan khusus pasti ada celah untuk Iblis masuk dan menggoda manusia, bermain-main dengan keinginan hati dan pikirannya. Bisikan Iblis dan setan itu halus, sangat halus tanpa kita sadari, kecuali oleh hati yang peka, hati yang selalu mengingat Allah, maka hati itu akan diingatkan tentang keburukan-keburukan. Hati yang diberi petunjuk adalah hati yang cepat mengingat-Nya apabila tergoda oleh bisikan setan.

Manusia adalah musuh utama Iblis, tak ada musuh lain, selain manusia. Dendam kesumat itu sudah diubun-ubun, bersumpah dengan segenap sumpah untuk memenuhi neraka dengan anak-anak keturunan Adam, membawa serta mereka masuk ke dalamnya menyusul vonis “Neraka” untuk Iblis. Iblis memiliki karakter yang memenuhi kualifikasi sebagai tokoh paling antagonis, seperti di nukil dari “Menyibak Tabir” karya Al Hakim al-Timirdzi, berikut adalah karakter Iblis dimana Hawa Nafsu adalah pangkalnya: kufur, bodoh, sombong, iri, dengki, memperdaya, menipu, curang, iri, khianat, memusuhi, berdusta, berbohong, berbuat jahat, memfitnah, menggunjing, pengecut, penjilat, pamer, ingin didengar orang, mengada-ada, keras kepala, sesat, angkuh, lupa diri, zalim, melampaui batas, tidak peduli, menganggap enteng, gegabah, main-main, berbuat sia-sia, senang dan gembira dengan dunia, tergesa-gesa, kasar, keras, kejam, bimbang, malas, lemah, suka menunda, cepat bosan, alpa, lupa, ragu, berangan-angan, batil, sesat, dungu, suka tertawa, tolol, ingkar, pemburu cinta, cinta pada dunia, senang pada kemuliaan, cinta pada pujian manusia, menyukai barang syubhat, menyukai yang haram, menyukai perhiasan, tamak, keji, kasar hati, putus asa, congkak, suka mencari aib orang, cemburu, suka mengeluh, dan membual.

Karakter Iblis mungkin masih banyak yang lain, intinya semua berpangkal dari Hawa Nafsu. Lawan dari hawa nafsu adalah Akal, maka pergunakanlah akal dengan baik agar tak terjebak oleh kelalaian pada perkara kecil namun lama-lama akan membuat hati alpa dan bahkan mungkin akan mentolerir pada perkara-perkara besar dengan alasan demi kebaikan, bukankah itu juga yang disampaikan Iblis pada Adam? Iblis bermain di dua kaki dalam pengertian, dia pintar memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada, dimanfaatkan untuk menjatuhkan manusia pada hal yang tidak pernah disadarinya. Permusuhan, kebencian, peperangan itulah yang selalu didengungkan dikampanyekan dari hati ke hati manusia.

Jika hari ini kita mendapati sebagian dari kita bermusuhan, saling “anti” pada yang lain, padahal kita sama-sama mengaku beriman, rajin ke masjid, mengikuti pengajin, namun masih saja memiliki karakter yang menyerupai sebagian atau satu saja karakter dari Iblis, maka kita perlu kembali pada lawan karakternya. Tidak mudah memang, karena kita manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan, kelalaian, namun tulisan ini hanya ingin mengingatkan bahwa musuh kita adalah Iblis, dan Iblis bisa hadir di tengah-tengah kita untuk mengadu domba dan membuat kita menjadi orang-orang zalim terhadap saudara sendiri, maka jangan mejadi orang yang berbuat aniaya dan kerusakan di atas muka bumi karena Iblis senang dan menertawakan kita bersama dengan pengikut-pengikutnya, betapa mudahnya masuk menyusup ke hati manusia dari celah kecil yang tak pernah disadarinya.

Wallahu A’lam Bishawab