Cerita Tentang Kopi yang selalu menemani hari-hari dari Pagi sampai Pagi lagi


“Sudah Jam Sepuluh, waktunya minum kopi”

Suara teman kantor yang membuat jadwal minum kopi tiap harinya pada pukul sepuluh pagi atau di atas pukul sepuluh pagi. Dia melakukan hal tersebut dengan alasan kesehatan bahwa ketika minum kopi di atas pukul sepuluh pagi akan mengontrol hormon kortisol. Jadi ketika pukul sepuluh pagi, hormone kortisol dalam tubuh kita menurun sehingga ketika minum kopi pukul sepuluh atau setelah pukul sepuluh menjadi seimbang dan kita tidak mudah panik.


Kopi, banyak cerita tentang kopi di sekitar kita yang selalu menemanhi hari-hari kita. Sebenarnya saya menyukai kopi, tepatnya suka minum kopi seperti teman kantor lainnya. Apalagi ketika jam di pojok kanan layar laptop menunjukan pukul dua siang atau empat sore. Ya.. saya tidak tahu kenapa jam-jam segitu saya mulai mengantuk berat. Tapi sayangnya, asam lambung di perut saya mudah naik. Kalau tidak sehat-sehat benar, setelah minum kopi bukannya melek, tapi malah lemas.

Teringat jaman masih duduk dibangku kuliyah. Anak IT yang doyan begadang. Entah apa saja yang dulu saya kerjakan. Alhasil tiap pagi dan sore hari saya membeli Es Kopi di Burjo. Satu plastik es kopigood day dengan pipetnya. Nikmaaaat. Setelah itu, melek dan segar kembali. Ya.. kandungan caffein di dalam kopi membuat para peminumnya bisa fokus, dan mencerahkan suasana hati. Ya begitulah, yang jelas memang tercerahkan. Bisa tanya mbah google kalau ingin tahu manfaat selain yang sudah disebutkan tadi. Tapi jangan lupa baca juga bahaya dari caffein, supaya seimbang.

Ada cerita lagi tentang kopi. Yap.. kebetulan teman-teman kantor kebyakan adalah laki-laki. Ada fenomena aneh yang saya temui dari salah satu teman kantor yang rajin berpuasa senin kamis. Yaitu berbuka puasa dengan minum kopi. Dan itu tidak hanya 1 gelas kopi. Dia bisa berbuka puasa dengan 2 gelas kopi. Wiih... saya tercenggang. Kuat sekali perutnya. Jujur saya tidak berani kalau perut kosong, kemudian langsung minum kopi. Bisa kliyengan saya dibuatnya. Dan teman saya itu baik- baik saja. “Hebat lah” kata saya.


Bicara soal perut kosong kemudian minum kopi, saya punya cerita sewaktu saya masih tinggal di Kalimantan Barat. Tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu. Kala itu saya sedang tugas di lapangan, dan menginap di rumah penduduk. Ya.. sebelum sarapan saya dan teman- teman satu team disuguhin kopi hitam dan roti kebeng. roti kebeng itu semacam biskuit malkis roma , tapi tanpa gula. Karena orang -orang melayu atau dayak kalimantan sering menyajikan kopi dengan kue kebeng. Kue Kebeng itu dicelup di air kopi tersebut. Hayo penasaran ya Kue kebeng itu seperti apa? Banyak kok di mini market atau supermarket di Jawa.

Yaa malah melebar ngomongin kue kebeng, nostalgia. Lanjut lagi. Akhirnya saya tertarik untuk menyicipi kue kebeng dan menyruput kopi hitam tersebut. Belum habis air kopi di gelas, badan saya sudah merasa lemas. Sejak itulah, saya tidak berani minum kopi dalam keadaan perut kosong. Kalau tidak fit dan tidak dalam keadaan kenyang belum tentu berani minum kopi, apalagi dalam keadaan perut kosong.

Ada satu sahabat perempuan saya, dia juga pecinta kopi. Seorang Programmer perempuan, tapi sepertinya dia sekarang sudah menjadi analist. Dulu, dalam sehari dia bisa menghabiskan 5 gelas kopi. Katanya, kalau tidak minum kopi, badan lemas dan pusing. Apakah itu termasuk kecanduan? Dia bilang tidak sadar sudah berapa gelas kopi yang dia habiskan kalau tidak teman kantornya yang bilang. Waaaw... memanglah kopi.

Sewaktu kuliyah saya tinggal satu atap dengan dia, dan sering beli es kopi berdua ke burjo. Sewaktu kuliyah, paling santer 3 kali dia minum kopi. Itupun saya ingatkan, “hati-hati mbak, nanti bisa kecanduan” Yap.. dia kakak tingkat saya. Setelah mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit, entah karena kopi atau bukan akhirnya dia mengurangi asupan kopi setiap harinya.

Dimanapun kantornya, baik di tempat dulu saya bekerja ataupun sekarang, kopi memang minuman favorit. Setiap meeting besar atau kecil, diusahaakan secangkir kopi disediakan di atas meja. Kopi Menjadi saksi perdebatan atau sharing pendapat. Lagi-lagi sayang seribu sayang, saya tidak bisa menikmati kopi hitam itu. Hanya bisa mencium aromanya dan mendengar seruputan teman-teman kantor saat meminumnya.


“Ayok meeting sebentar, ada beberapa hal yang mau aku sampaikah? Tapi sebelum itu, buat kopi dulu kita” ya.. kira-kira begitulah kalimat yang sering terdengar di kantor. Kopi selalu setia menemani. Membawa suasana menjadi tercerahkan. Hehehe

Tiap kali ada teman kantor yang perjalanan keluar kota atau dalam kota yang mempunyai khas kopi atau kopi terkenalnya, pasti oleh-olehnya adalah kopi. Entah kopi apa saja namanya saya tidak menghafalnya. Dari yang bungkusnya warna kuning, coklat, abu, merah sampai hijau.

Ohya, sebulan yang lalu saat pekerjaan crowded dan deadline, mungkin sore sekitar pukul empat itu saya memutuskan minum kopi. Memang tercerahkan. Tapi pekerjaan belum selesai, bisa dibilang lembur. Akhirnya saya pergi ke cafe yang ada hotspotnya. Supaya lebih tercerahkan dan kebetulan listrik di kos-kosan mati. Akhirnya mengungsi di cafe. Disitu saya beli latte hangat ukuran jumbo. Saya minum tanpa gula... wah nikmatnya. Akhirnya saya tidak tidur sampai pagi. Bukan menyalahkankopinya, tapi tidak berani pulang tengah malam. Dan akhirnya saya merasakan kopi tanpa gula. Yap..karena teman-teman kantor sering bergosip kalau kopi tanpa gula itu enak. Dan ternyata iya. Hehe 

Aku juga punya teman, dia pemikir keras. Mungkin otaknya tidak pernah diam kecuali saat tidur saja. Bahkan dia pernah bilang, “sepertinya saya harus lari-lari supaya capek dan bisa tidur”. Dipastikan badannya kurus. Dia suka baca sampai berjam-jam. Dipastikan lagi dia pakai kacamata. Udah kayak cangcorang. Hehehe.. maaf-maaf.

Lanjut kita,. Dia seorang guru private bahasa inggris. Ya guru les bahasa inggris. Jadi ketika dia ditanya, “Mas, apa yang perlu dipersiapkan untuk mengajar? Supaya bisa kami persiapkaan” Yap dia juga ngajar di lembaga. Dia bilang apa hayo... dia bilang “saya perlu secangkir kopi sebelum mengajar”

Oke masih banyak sebenarnya cerita tentang kopi di lingkungan sekitar. Tapi kalau disampaikan di sini nanti terlalu panjang. Mungkin teman-teman pembaca bisa cerita juga tentang cerita -cerita menariknya tentang kopi di kolom komentar di bawah.