Kekuatan Repeat untuk Perubahan

Pernahkah kita berfikir bahwa hidup kita hanya repeat (perulangan) dari apa yang kita lakukan setiap harinya? Meski tidak persis sama, namun apa yang kita lakukan hanya mengulang-ulang dan terus mengulang-ulang. Contohnya adalah kegiatan tidur, bangun tidur, makan, minum, dan kegiatan-kegiatan kita setiap harinya terlepas jam berapa kita melakukannya. Ada kegiatan yang kita lakukan per tahun, per bulan, per minggu, per hari, per jam, permenit, bahkan per detik, dan itu selalu berulang.


Perhatikan nafas kita, kita selalu bernafas dengan cara menarik nafas, dan menghembuskannya, terus berulang dan berulang. Perhatikan kelopak mata kita, yang dalam waktu tertentu pasti akan mengedip dengan gerakan menutup dan membuka mata secara cepat sehingga kita hampir tidak menyadarinya, dan gerakan mengedip juga selalu berulang. Perhatikan juga dada kita, dag dig dug dag dig dug, jantung senantiasa berdetak, melakukan gerakan otonom membuka dan menutup katup untuk mengalirkan darah tanpa kita perintah. Tubuh kita selalu melakukan repeat, tanpa perulangan tubuh kita tidak bekerja, kita akan mati.


Gerakan mengulang-ulang adalah inti kehidupan, dari hal yang besar sekali (gerakan alam semesta, malam dan siang, rotasi bumi, musim) sampai hal yang paling kecil (gerakan atom). Semuanya tak lepas adanya perulangan-perulangan. Sulit sekali kita mencari sesuatu yang sekali datang dan sekali itu pergi, tak pernah kembali lagi, tak pernah hal tersebut terus berulang, berarti tidak pernah eksis. Suatu proses yang hanya dilakukan sekali, apa itu? Salah satunya adalah proses pembentukan kita sebagai manusia, proses itu dilakukan hanya sekali ketika sel jantan bertemu dengan ovum, ketika bertemu dan berhasil masuk terjadilah pembuahan, dan hasil dari proses selanjutnya mulailah terjadi perulangan sehingga terjadi pertumbuhan janin. Eksistensi kita secara nyata dimulai ketika dilahirkan atau mulai bernafas untuk pertama kalinya hingga jadilah kita seperti kita saat ini.


Proses atau sesuatu yang hanya ada sekali saja terjadi pasti itu adalah sesuatu yang sangat penting, yang akan terjadinya sesuatu yang baru, eksistensi yang baru. Contohnya: Isra Mi’raj, suatu peristiwa yang hanya sekali saja terjadi, peristiwa yang membawa perubahan besar dengan adanya syariat untuk mengerjakan ibadah shalat secara berulang (berdiri-rukuk-sujud sebanyak beberapa rakaat atau beberapa kali perulangan) dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari setiap hari sepanjang hayat.


Seyogyanya kita bisa belajar dari adanya perulangan tersebut. Kita bisa melakukan perubahan cukup satu kali, dan seterusnya biarkan itu menjadi perulangan. Jika kita berhenti berulang, maka hal tersebut tidak akan eksis lagi artinya perubahan yang kita lakukan tidak akan bertahan lama sebelum menjadi “kebiasaan”. Jadi lakukan sekali, dan terus lakukan, pertahankan sampai menjadi kebiasaan. Hal yang sudah menjadi kebiasaan tidak akan sukar dilakukan, jadi kita bisa fokus berpikir kepada perkara-perkara yang lebih penting dan utama yaitu melakukan perubahan-perubahan selanjutnya disertai dengan perbaikan diri yang dirasa kurang pada kebiasaan-kebiasaan sebelumnya.

Wallahu a’lamu bish-shawab.