Muslim dan Agen Perubahan


Bila berada dalam satu titik, jangan terjebak dalam titik itu. Keluarlah dengan meluaskan pandangan hingga titik itu mengecil kemudian perlahan menghilang. Pada saat itu titiknya tidak benar-benar hilang. Titik itu masih ada di sana hanya saja tersamarkan dari penglihatan yang melihat segala sesuatunya secara luas. Kumpulan keping-keping kecil yang membentuk mosaik yang tersusun dengan indahnya.

Bila merasakan hal yang buruk tidak semua berarti keburukan telah terjadi. Di sisi lain pun apa yang kita rasakan baik bisa menjadi buruk. Keburukan adalah cerminan dari kebaikan yang muncul sebagai rival. Ada Al Masih ad-Dajjal, Ada Isa Ibnu Maryam. Bila dua kekuatan berlawanan bertemu, yang menang bukanlah siapa yang paling kuat. Namun, siapa yang benar di jalannya. Sebab, di jalan itu ada pertolongan-Nya. Pertolongan ada dalam sabar dan shalat.   

Hari-hari makin menyesakkan, tapi hal itu juga berarti kelapangan. Meluasnya kerusakan moral, tapi hal itu juga berarti adanya kesadaran. Ramai agama dinista tetapi ramai pula yang akan membela. Bila satu redup bintang-bintang lain kan bersinar. Bila dirasa senja akan datang, malam pun munculkan purnama, cahanya teduh dan dingin. Dalam gelap, mata yang terjaga tak terlelap. Para pemuja akal, melihat dengn matanya, dengan pengetahuan yang terbatas. Menganggap unggul dalam teknologi. Namun, tanpa sadar semakin kita disibukkan dengan apa yang kita ciptakan bukan kepada Yang menciptakan kita. 

Pencapaian yang baik bila menghasilkan keadaan ruhani yang membuat kalbu menjadi cerdas dan akal menjadi bijak. Kalbu yang hidup akan menghidupkan semua yang ada dalam diri, berbuah kepada amal. Memberi petunjuk kepada akal, membimbing hatinya, menenangkan jiwanya, menyegerakan kepada kebaikan-kebaikan, menunda keinginan-keinginan, mengutamakan keutaamaan, mengakhirkan keburukan hingga tidak sempat dikerjakan.

Carilah ilmu seluasnya, dan temukan diri dengannya. Kuasailah teknologi sebagai tools tanpa terikat dengannya. Bacalah Al-Qur’an untuk menghidupkan hati, dan bacalah banyak buku untuk menghidupkan akal. Menulislah untuk mengikat apa yang diketahui. Dan sebarkanlah ilmu-ilmu itu untuk menerangi umat dari gelapnya kebodohan. Lebih penting lagi adalah mengimplementasikannya ke dalam perbuatan. Menggerakkan untuk membangun peradaban. Merebut kembali kunci-kunci kejayaan. Bukan untuk sebuah kebanggaan atau pengakuan tetapi untuk menebar rahmat Tuhan. Menyelamatkan dunia dari kehancuran yang diperbuat oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut menjadi tanggung jawab bagi seorang muslim.

Selamat Hari Idul Fitri, 1 Syawal 1443