Penambangan Bitcoin AS Menjadi Terbesar Setelah Pemberlakuan Larangan Bitcoin di China


Menurut Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index (CBECI), pangsa penambangan Bitcoin global China telah menurun menjadi nol disusul adanya larangan dari China.

Pada bulan Juni China telah mengeluarkan larangan penambangan Bitcoin dan melarang bank memfasilitasi transaksi Bitcoin.

Semua transaksi Bitcoin dinyatakan ilegal oleh otoritas China. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan sebanyak 38% penambangan Bitcoin secara global.

Namun, beberapa penambangan Bitcoin China diketahui masih dilakukan di luar negeri. Penambang mendapatkan uang dengan membuat Bitcoin baru tetapi daya komputasi yang dibutuhkan memerlukan banyak energi.

Penambangan Bitcoin global butuh daya komputasi yang sangat besar dan menghabiskan banyak energi, sehingga memerlukan energi listrik yang sangat besar. Akibatnya terjadi lonjakan terhadap emisi global. 

CBECI melacak secara geografis terhadap daya komputasi yang digunakan untuk melakukan penambangan Bitcoin. Data terbaru hingga akhir Agustus menunjukkan penambangan Bitcoin sebesar 35,4% sekarang ini berbasis di AS, disusul dengan Kazakhstan (18,1%), lalu Rusia (11%).

Sebelum larangan penambangan Bitcoin, para penambang sering berpindah antar provinsi untuk mencari listrik murah yang dihasilkan dari hidro-listrik. 

Sejumlah besar penambangan Bitcoin di AS berbasis di daerah-daerah seperti Negara Bagian Washington di mana listrik murah dari tenaga air tersedia.

Namun, beberapa penambang China telah bermigrasi ke listrik murah yang disediakan oleh jaringan listrik deregulasi Texas.

Sementara itu, pertumbuhan penambangan Bitcoin di Kazahstan akan berdampak pada lingkungan.

Menurut Departemen Perdagangan AS, 87% listrik Kazakhstan menggunakan bahan bakar fosil di mana 70% pembangkitnya menggunakan batu bara.

Alex de Vries, pemilik blog Digiconomist, mengatakan kepada BBC, penambangan Bitcoin menjadi berita buruk untuk emisi CO2 secara keseluruhan. Perhitungannya didasarkan pada angka yang menunjukkan berapa banyak polusi yang dihasilkan dari rata-rata setiap kilowat listrik suatu negara.

Dampak penambangan Bitcoin tidak terbatas pada emisi gas rumah kaca. Sebuah studi baru-baru ini menyebutkan penambangan Bitcoin telah menghasilkan ribuan ton limbah elektronik. Hal ini disebabkan karena penambangan Bitcoin telah membuat komputer sebagai alat untuk menambangnya menjadi cepat rusak karena membutuhkan sumber daya dan ketahanan hardware yang cukup besar.

Mr De Vries mengatakan bahwa "Kazakhstan tidak memiliki undang-undang nasional tentang limbah elektronik, sehingga penanganannya bahkan lebih buruk daripada di banyak negara lain".