Nussa: Hiiii Serem!!!


Apakah kalian termasuk orang yang takut dengan hantu, setan, dedemit, dan makhluk-makhluk mistis lainnya? Jangan malu untuk bilang "ya", karena ketakutan kita terhadap hal-hal yang kita anggap "horror" itu adalah hal yang wajar mengingat bagaimana kita dulu sewaktu kecil sudah "ditakut-takuti" dengan suguhan tayangan-tayangan semacam itu, mulai dari pocong, kuntilanak, sundel bolong, dan lainnya lengkap dengan cerita seramnya yang membuat bulu kuduk merinding.

Umumnya, semua film hantu berintikan kisah pada arwah orang yang sudah meninggal dunia. Adanya keyakinan bahwa roh orang mati masih ada di sekitar jasadnya atau masih berada di sekitar rumahnya menimbulkan ketakutan tersendiri apalagi jika kematiannya tidak wajar. Apalagi masyarakat Indonesia pada umumnya masih lengket dengan kepercayaan-kepercayaan yang bersifat tahayul dan khurafat yang adalah bid'ah dalam agama. Hal tersebut semakin membentuk pandangan liar terhadap "orang mati" yang jauh dari tuntunan agama.

Pada episode Nussa kali ini: "Hiii Serem!!!", Nussa mengangkat hal yang kerap sering dirasakan jika mendengar ada tetangga yang meninggal dunia. Berawal ketika Nussa dan Rara yang baru saja pulang di sore hari disuruh untuk menjaga rumah karena ibunya hendak bertakziah atau melayat ke tetangganya yang meninggal dunia. Semua masih baik-baik saja ketika ibu mereka sudah meninggalkan mereka berdua di rumah sebelum akhirnya Rara menceritakan soal mitos arwah gentayangan saat mereka sedang makan. Rupanya cerita Rara membuat Nussa menjadi sedikit takut. Suasana rumah jadi agak tegang.

Ibu mereka belum juga kembali padahal jam di dinding sudah menunjukkan pukul 7 malam dan saat itu sedang turun rintik hujan. Nussa yang cemas karena ibunya belum kunjung pulang, merasa terganggu saat adiknya, Rara, menceritakan soal mitos orang mati lagi. Lalu tiba-tiba, lampu padam, tepat saat Rara sedang menceritakan tentang kuburan. Suasana makin mencekam saat terdengar ketukan keras di pintu, lalu tanpa menunggu lama pintu terbuka mengeluarkan suara derit engsel yang membuat suasana kian horror. Lalu tampaklah sosok hitam bertudung di ambang pintu, berjalan masuk ke dalam rumah secara perlahan ditimpali dengan cahaya sambaran petir. Sontak membuat Nussa dan Rara menyebut ta'awuz dan berteriak ketakutan memanggil ibunya.

Imajinasi mereka mengaburkan kenyataan, padahal sosok bertudung itu hanyalah Abdul, bukan hantu.

Itulah cerita horror yang diceritakan Nussa dan Rara pada ibunya saat ibunya sudah kembali. Ibunya hanya bisa tersenyum, lalu ia memberi pengertian pada Nussa, Rara, dan Abdul terkait orang yang meninggal. Orang yang sudah meninggal dunia tidak perlu ditakuti karena tidak akan bisa bangkit hidup kembali justru orang tersebut mengharapkan doa dari anak cucunya.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh"
HR. Muslim No. 1631

Saat ada orang meninggal dunia, alih-alih merasa takut, seharusnya itu bisa menjadi ladang amal untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya hingga sebesar semisal Gunung Uhud dengan ikut menyolatkan dan mengiringi jenazahnya hingga ke pemakamannya.

« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».
"'Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.' Ada yang bertanya, 'Apa yang dimaksud dua qiroth?' 'Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud', jawab beliau shallallahu 'alaihi wa sallam"

Ketakutan terhadap jenazah atau mayit merupakan ketakutan yang tidak logis dan tidak berdasar kecuali adalah merupakan hasil dari imajinasi karena percampuran antara mitos, tahayul, khurafat dengan tayangan-tayangan horror. Hal ini sulit dihilangkan pada seseorang yang penakut atau mudah tersugesti dengan cerita-cerita horror tersebut, kecuali harus dilatih dan dipahamkan kepadanya bahwa apa yang selama ini ia lihat di film-film itu tidaklah semuanya benar. Kita memang harus percaya yang ghoib itu ada, tapi bukan lantas harus takut kepadanya, bahkan melebihi rasa takut untuk menjalankan perintah Allah. Dalam arti lain rasa takut berlebih yang tidak pada tempatnya.

Ketakutan yang kita rasakan terhadap hal-hal mistis bisa jadi itu hanyalah khayalan kita saja, maka ketakutan pertama yang harus kita atasi adalah ketakutan yang muncul dari dalam benak kita sendiri dengan mengaktifkan nalar dan berpikir secara rasional daripada emosional (perasaan) saat menghadapi sesuatu yang kita anggap menakutkan.

Simak pesan Ustadz Felix Siauw untuk para orang tua, khususnya para bunda:

"Bagi sebagian orangtua, mendidik anak-anak untuk takut hanya pada Allah, adalah sebuah tantangan. Apalagi di masa saat ini, ketika kisah horor menjadi komoditas. Padahal sangat penting sekali untuk menanamkan pada anak-anak, hanya Allah yang harus ditakuti
Ini adalah soalan yang sangat penting, sebab ketika anak-anak tahu bahwa Allah adalah Sang Pencipta semuanya, maka semuanya tunduk pada-Nya, dan bila kita dekat dengan Allah, maka tak ada satupun makhluk yang bisa membahayakan kita
Inilah aqidah dalam Islam. Nah.. Yuk ayah bunda, kita pandu anak-anak kita untuk takut hanya pada Allah, dan menjelaskan kepada anak-anak kita agar mereka bisa memposisikan takut pada tempatnya, selamat menikmati, jangan lupa share pada yang lain, tinggalkan komen juga like yaa.. 🙂🙂🙂"

Allah yang menciptakan semua makhluk yang ada di alam semesta
Maka adakah yang bisa mengganggu kita bila kita sudah dekati Allah?
—Nussa—

Semoga bermanfaat.