Nussa: Jangan Kalah Sama Setan

Membaca judul episode Nussa kali ini mungkin membuat kita bertanya-tanya: "Jangan kalah sama Setan? Apa maksudnya?"

Nussa: Jangan Kalah Sama Setan
Nussa: Jangan Kalah Sama Setan

Jadi begini, berawal dari Anta, kucing Nussa dan Rara, yang masuk ke dalam kamarnya Nussa mengejar seekor kecoa tak lama setelah Nussa masuk dan menggantung tasnya. Nussa baru saja pulang mengaji bersama adiknya, Rara.

Anta terus mengejar kecoa tersebut hingga naik ke atas meja, membuat Nussa sangat khawatir kalau kucingnya bakal menjatuhkan mainan miniatur roket yang saat itu berdiri di atas meja. Nussa menyuruh Anta berhenti agar tidak mengenai miniatur roket tersebut. Anta pun berhenti dan Nussa pun lega. Namun, tiba-tiba saat kucing itu berbalik, ekornya menyentuh miniatur roket. Apa yang terjadi berikutny? Nussa marah besar.




Nussa sangat marah sehingga menghardik kucingnya, "Antta nakaaaaal!!". Wajahnya memerah, matanya serius tajam menusuk, nafasnya tersengal-sengal, dan dadanya turun naik. Belum pernah kita melihat Nussa semarah ini, bahkan ia belum pernah marah sekalipun sepanjang seluruh episode.

Bersamaan dengan ledakan kemarahan Nussa, muncul setan ungu sebesar pola pingpong, yang tiba-tiba muncul dan mengompori Nussa agar terus marah dan marah. Setan itu tertawa terkekeh-kekeh, senang rupanya melihat Nussa mengeluarkan emosi amarahnya.

Akhirnya, Nussa pun disidang ibunya, disaksikan oleh Rara. Anta berdiri di sisi Rara. Nussa berdiri dengan jengkel sambil memegang miniatur roketnya. Nusa masih marah dan menghardik Anta. Anta hanya bisa menjawab: "Meooonnnggg.."

Ibunya kemudian berkata, "Nussa.. anta kan juga gak sengaja.."

"Mainan kesayangan Nussa kan rusak.." Jawab Nussa membela diri, kemudian ia kembali menghardik kucingnya, "Nakal!!!"

Setan yang dismping Nussa itu kembali terkekeh-kekeh.

Rara yang semenjak tadi mendengarkan kemudian berkata pada Anta, "Bad kitty (kucing nakal), jangan diulang lagi ya antta.."

Setelah itu, Rara memandang kakaknya, Nussa dan berkata mengingatkan, "Kak Nussa, Laa taghdob wa lakal jannah.. janganlah kamu marah, niscaya bagimu Surga"

Rara mengutip hadist riwayat Thabrani bahwasanya "لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ ", ucapan ini sebagai jawaban Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam atas pertanyaan yang diajukan Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu saat bertanya 'Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga'.

Mendengar ucapan Rara, Nussa masih menunjukkan amarah, "Gak bisa!! Nussa tetap marah!!"

"Kak Nussa, ayo duduk" Rara menyuruh kakaknya duduk.

Nussa kemudian duduk.

"Gitu dong..,"tukas Rara.

"Itu kan hadiah dari Abba.. roket langka tau!! hmmm...," Nusa masih berupaya membela diri atas kemarahannya.

"Masih marah nih? Kak Nussa sekarang tiduran deh," kata Rara.

Nusa heran kenapa adiknya malah menyuruhnya tidur. "Kamu ngapain sih, nyuruh Nussa tidur?"

Ibunya kemudian berkata, "Masya Allah Nussa.. yang dibilang Rarra itu hadist Rasul untuk menghindari amarah.. Niat adikmu itu baik, marah itu kan asalnya dari setan dan sangat tidak disukai Allah"

Hadist Rasul yang dimaksud Ibunya adalah:
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ  وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Nussa sepertinya masih belum bisa meredakan amarahnya, Rara kemudian memberi solusi, "Kalau Kak Nussa masih marah, kakak ambil wudhu deh."

Solusi Rara sesuai dengan hadist:
Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Dipandanginya mata kucingnya lekat-lekat, Nussa tiba-tiba beristighfar, "Astaghfirullah ad adzim.. huft.. Iya, Nussa maafin deh.. Nussa gak mau marah lagi.."

Diusap-usapnya kepala Anta dengan gemas, "Uhh.. dasar kucing gembul.. uhh.."

Setan ungu sebesar bola pingpong itu, dengan mata memincing, terlihat tidak senang. Akhirnya setan itu menyingkir pergi dengan sebal karena tidak bisa menggoda Nussa lagi.

Namun, tiba-tiba seekor cicak nemplok di mainan roket Nussa. Antta kemudian melompat dari sisi Nussa ke arah mainan roket yang sedang dipegang Nussa. Akibatnya, mainan itu kembali jatuh dan berantakan.

Nussa sepertinya ingin meledak lagi amarahnya, wajahnya merah membara, "Anttaaaa!!!!"

Rara dengan sigap mengacungkan jarinya di hadapan wajah Nussa seolah memberi peringatan. Rupanya itu berhasil, Nussa ingat kembali, ia melengos pergi dengan lemas, "Nussa wudhu aja deh.."

Rara terkekeh melihat Nussa mundur, "hihi.. hihihi.."

Semua bisa marah, Tak semua bisa memaafkan
Maka Surga itu lebih dekat bagi dia yang memaafkan
Jangan marah ya.. gak rugi menahan amarah.. justru itu akan membuat kita lebih kuat, lebih beruntung, lebih mulia karena bisa memaafkan, dan pastinya akan mendapat balasan berupa Surga.. semoga kita bisa selalu ingat. Maka jangan berlebih-lebihan dalam memiliki rasa terhadap sesuatu, karena bisa jadi akan menjadi sebab dari munculnya rasa yang tidak baik, yang memuncak manakala sesuatu itu rusak atau hilang oleh sebab apapun.

Pesan Ustdz Felix Siauw:
Membentuk kecerdasan intelektual pada anak-anak, jauh lebih mudah daripada membentuk kecerdasan emosional. Karenanya manusia itu dilihat dari kematangan emosionalnya, bukan berapa banyak yang dia tahu.
Yuk kita belajar bareng Nussa dan Rarra, bagaimana cara mengendalikan diri, mengendalikan emosi, hingga jadi manusia yang utuh
Semoga bermanfaat.