Waktu dan Perubahan

Normalnya, manusia didesain dengan fleksibel sehingga bisa dinamis, lentur mengikuti lekukan kehidupan, jika tidak akan terjadi gesekan, benturan jika tetap mempertahankan bentuknya.


Setiap apapun perubahan ruang dan tujuan akan mengubah manusia secara perlahan tapi tidak akan mudah mengubah pola-pola lama yang terukir dalam, bekas-bekasnya seperti relief yang menceritakan kisah bisu tentang apa yang pernah terjadi di waktu lampau. Hanya "ahli sejarah" yang menaruh perhatian pada segores batu, orang awam kebanyakan hanya menjadikannya sebagai objek wisata mengagumi warisan peradaban masa lalu. Manusia adalah "ahli sejarah" untuk hidupnya sendiri dan "saksi sejarah" untuk orang lain disekitarnya. Kenangan adalah "situs purbakala" masa lalu, disitu kita pernah ada, hidup, dan menyelami tanpa mengerti. Sekarang kita melihatnya di masa depan dari masa itu, yaitu masa kini. Melihatnya di berkas ingatan terlihat sangat filmis, rasa-rasanya baru saja terjadi kemarin.. dan lompatan ingatan itu seolah membuat kita merasa jauh lebih muda. Realita adalah struktur yang tidak bisa diubah, kecuali hanya bisa dilihat dari sudut yang berbeda. Itu berarti kita harus keluar dari persepsi kita ke persepsi yang lain untuk bisa melihat alam realita dengan kekayaan dinamika yang sangat beragam dimana kita hanyalah salah satu entitas diri yang ada di dalamnya. Kita tidak bisa melawan menghadapi hegemoni sang waktu, karena kehendaknya membawa manusia ke masa depannya yang tidak hanya merupakan hasil "blueprint" dari keadaan saat ini, tapi juga adalah wujud dari adanya kehendak Tuhan dimana Dia menggerakkan sesuatu kepadamu atau kamu yang digerakkan oleh-Nya kepada sesuatu itu. Dunia tidak statis, bahwa hasil selalu sama dengan usaha, meski terlihat seperti itu, tapi nyatanya selalu ada campur tangan dari-Nya.

Kita, manusia selalu sibuk meletakkan masa depan (Harapan) di hadapan kita, masa lalu (kenangan) dibelakang kita, dan menjadikan masa kini sebagai transit (Penantian), sebagian yang lain memfokuskan waktu saat ini sebagai amal dengan harapan akan masa depan yang lebih baik. Sebagian yang lain merasa menderita, tersiksa dengan keadaan saat ini terjepit dengan pikiran akan kekhawatiran masa depan dan kegalauan masa lalu. Sebagian berjuang, sebagian memilih untuk tenggelam dan menghilang, sebagian memilih bahagia dengan tidak memusingkan agama, sebagian menjadikan hidupnya sebagai humor dan drama. Sebagian kecilnya hidup lurus mengikuti jalan Tuhan. Sebagiannya masih abu-abu. Sebagian besarnya, memilih bersenang-senang dengan kemaksiatannya, bergelimpangan dengan dosa-dosa dan kejahatannnya.

Waktu yang kita tinggalkan menjadi masa lalu. Masa depan hanyalah harapan, angan-angan, keinginan, tujuan dimana masa depan itu begitu dekat sebagaimana kematian itu dekat pada manusia dan masa lalu itu adalah jauh dari manusia namun terlihat dekat karena manusia adalah produk dari masa lalunya. Maka hiduplah hari ini terlepas apapun dari masa lalu, sederhanakan masa depan. Tuhan meletakkan apa yang bisa kamu genggam dan membiarkan lepas sisanya yang tidak bisa kamu pegang, karena Tuhan tidak akan memberimu beban lebih dari apa yang bisa kamu pikul.